Perbedaan Ulama Indonesia dan Ulama Ala FPI


Jakarta - Istilah ulama di Indonesia sekarang ini telah mengalami distorsi pasca Pilkada DKI Jakarta 2017, baik secara terminologi maupun secara fakta.

Ulama dalam bahasa Arab berarti “Ilmuwan, peneliti, dan sarjana”, kemudian diserap dalam Bahasa Indonesia menjadi orang yang ahli dalam Ilmu agama Islam. Sementara Sabda Nabi Muhammad SAW “Al-ulama’Warasatul Anbiya” atau ulama dapat diartikan “pewaris perjuangan Nabi”.

Rasullah SAW mengajarkan kesantunan, murah senyum dan ramah kepada siapapun, dermawan dan berahlak mulia. Nabi tiak pernah berkata kasar dan menebar benci, maka jika ada Ulama yang berlawanan dengan perilaku Nabi bukan Ulama. 

Fenomena di Indonesia yang saat ini terjadi, pada umumnya masyarakat Indonesia mengenal ulama seperti: Panggeran Diponegoro, Maaruf Amin, Mbah Anom, Habib Lutfi, Said Aqil, Zainudin MZ, dan banyak ulama lainnya.  

Sekarang ini muncul Ulama baru versi FPI, dan mungkin diakui oleh sekelompok orang bahkan ulama versi FPI ini disucikan dan dikultuskan terbebas dari dosa serta tidak pernah berbuat dosa atau ulama yang paling super benar walaupun menyimpang dari perilaku Nabi. 

Adapun ulama-ulama versi FPI menurut H. Mustofa Ketua Majelis Masjid Al-Ikhlas, Jakarta Barat adalah “ Habib Rizieq, Habib Novel, Habib Munarman, dan Habib Sambo”. Imbuhnya Jumat (9/6/17). 

Keempat orang ini mengklaim sebagai Ulama dan Pewaris Nabi, yang katanya sedang di Dzolimi dan menyerukan umat untuk membelanya, kegiatannya dinamakan Aksi Bela Ulama, yang terbaru Aksi 96, ujar H. Mustofa, Jumat (9/6/17), (Baca berbagai media).

Inilah letak distorsinya sekaligus menjadi pertanyaan, jadi siapa  ulama yang sebenarnya? Apakah Ulama versi masyarakat Indonesia atau ulama versi FPI. 

Ketua Majelelis Islam Bersatu K.H. Hasyim mengatakan hal ini harus diketahui oleh seluruh umat, agar tidak salah kaprah dan diadu domba terkait Isu dan istilah Ulama baik secara terminologi maupun fakta. 

Selain itu menyoroti ceramah Rizieq Shihab yang beredar di medsos pada hari kamis (8/6/17), Rizieq mengatakan “para Habaib dan Ulama bersatu untuk aksi bela Ulama dan Agama”, secara tegas kami menyatakan ulama yang mana bersatu, itu hanya karangan Rizieq, masa keempat orang itu disetujui sebagai ulama di Indonesia. Ujarnya Jumat (9/6/17).

K.H. Hasyim juga mengatakan yang saya tahu Ulama ini bersatu untuk merekatkan NKRI dengan Pancasila, yakni ulama-ulama yang mengajak kepada kedamaian, sopan santun, dermawan, dan saling memaafkan, bukan “menghardik, menebar kebencian, dan menghalalkan segala bentuk kekerasan terlebih kepada Anak dan Wanita".


-Berita Indosiar- 

Komentar