"Resolusi Jogja" Presidium Alumni 212 Ambisi Politik vs GNPF-MUI yang Cinta Damai
Berita Indosiar - Begitu bangganya Ketua GNPF-MUI Bachtiar Nasir usai ketemu Jokowi, dan berulang-kali menyampaikan “bukan ketemu tapi menggagas berdialog dengan Presiden Jokowi “ saat wawancara dengan TV Muhamadiyah, selasa (27/06/17).
Perjuangannya merupakan pra-rekonsiliasi atau pra-dialog antara Tim 7 GNPF-MUI dipimpin Bachtiar Nasir dengan Presiden Jokowi, untuk mencari solusi bangsa dari kegaduhan selama ini yang berujung kepada perpecahan, kerusuhan, konflik horizontal, dan disintegrasi bangsa serta mengancam keuntuhan NKRI.
Perlu di ingat bahwa perjuangan GNPF-MUI tidak sendiri, namun ada beberapa elemen GNPF-MUI yang tergabung dalam Presidium Alumni 212 yang turut serta menyukseskan #Aksi411, 212, 313 dan 96 dan tidak setuju bertemu dengan Presiden, dan membuat "Resolusi Jogja" ujar Ketua Presidium Alumni 212 Ansfuri Sambo, Rabu (28/06/17).
Sehingga inisiatif Bachtiar Nasir tidak diterima oleh elemen GNPF-MUI lainnya atau yang tergabung dalam Presidum Alumni 212 dan akhirnya mereka bersitegang. Pasalnya Bachtiar Nasir seolah-olah bertindak sebagai pahlawan sendiri, sudah meninggalkan dan tidak melibatkan semua komponen anak bangsa seperti ulama, aktivis, tokoh nasional dan purnawirawan TNI, tegas Sambo, Rabu (28/06/17).
Selain itu pertemuan seharusnya dilakukan di tempat yang netral bukan di Istana Negara dan harus bersifat terbuka (diliput serta disiarkan media) sehingga umat dan rakyat tahu apa yang dibahas dalam pertemuan tersebut, sehingga tidak ada deal-deal dibelakang layar atau tidak ada dusta di antara kita, ujar Sambo (28/06/17).
Sambo juga menegaskan jika syarat diatas tidak terpenuhi maka tidak ada gunanya rekonsiliasi atau dialog tersebut. Solusinya untuk menyelamatkan bangsa ini dari kehancuran, perpecahan dan konflik horizontal harus diselesaikan dengan cara sebagai berikut:
1. REVOLUSI KONTITUSIONAL Melalui jalur Komnas HAM & DPR RI, atau jika cara ini mentok maka;
2. PEOPLE POWER sebagai solusi akhir dimana yang semuanya tetap dilakukan dgn cara DAMAI, AMAN & KONSTITUSIONAL
Dengan demikian cara-cara Bachtiar Nasir untuk berdialog sudah tidak sejalan dengan Sambo, karena Sambo curiga GNPF-MUI mempunyai deal-deal dengan pemerintah diluar sepengatahuan Sambo dan teman-teman seperjuangannya.
Penekanan Sambo terkait rekonsiliasi bangsa ini, berada pada penggunaan kekuatan massa untuk menekan dan melakukan revolusi terhadap pemerintahan yang ada.Intinya elemen GNPF-MUI yang tergabung dalam Presedium Alumni 212 tidak setuju ketemu presiden, karena punya agenda sendiri, terutama dalam agenda politik pada 2018 dan 2019.
Sedangkan elemen GNPF yang bertemu presiden tidak punya agenda politik. Selain itu Nasir bersama 6 orang lainnya menggunakan cara-cara berdialog untuk mencari solusi terbaik agar indonesia lebih aman dan damai demi kemajuan bangsa dan negara Indonesia.
Perjuangannya merupakan pra-rekonsiliasi atau pra-dialog antara Tim 7 GNPF-MUI dipimpin Bachtiar Nasir dengan Presiden Jokowi, untuk mencari solusi bangsa dari kegaduhan selama ini yang berujung kepada perpecahan, kerusuhan, konflik horizontal, dan disintegrasi bangsa serta mengancam keuntuhan NKRI.
Perlu di ingat bahwa perjuangan GNPF-MUI tidak sendiri, namun ada beberapa elemen GNPF-MUI yang tergabung dalam Presidium Alumni 212 yang turut serta menyukseskan #Aksi411, 212, 313 dan 96 dan tidak setuju bertemu dengan Presiden, dan membuat "Resolusi Jogja" ujar Ketua Presidium Alumni 212 Ansfuri Sambo, Rabu (28/06/17).
Sehingga inisiatif Bachtiar Nasir tidak diterima oleh elemen GNPF-MUI lainnya atau yang tergabung dalam Presidum Alumni 212 dan akhirnya mereka bersitegang. Pasalnya Bachtiar Nasir seolah-olah bertindak sebagai pahlawan sendiri, sudah meninggalkan dan tidak melibatkan semua komponen anak bangsa seperti ulama, aktivis, tokoh nasional dan purnawirawan TNI, tegas Sambo, Rabu (28/06/17).
Selain itu pertemuan seharusnya dilakukan di tempat yang netral bukan di Istana Negara dan harus bersifat terbuka (diliput serta disiarkan media) sehingga umat dan rakyat tahu apa yang dibahas dalam pertemuan tersebut, sehingga tidak ada deal-deal dibelakang layar atau tidak ada dusta di antara kita, ujar Sambo (28/06/17).
Sambo juga menegaskan jika syarat diatas tidak terpenuhi maka tidak ada gunanya rekonsiliasi atau dialog tersebut. Solusinya untuk menyelamatkan bangsa ini dari kehancuran, perpecahan dan konflik horizontal harus diselesaikan dengan cara sebagai berikut:
1. REVOLUSI KONTITUSIONAL Melalui jalur Komnas HAM & DPR RI, atau jika cara ini mentok maka;
2. PEOPLE POWER sebagai solusi akhir dimana yang semuanya tetap dilakukan dgn cara DAMAI, AMAN & KONSTITUSIONAL
Dengan demikian cara-cara Bachtiar Nasir untuk berdialog sudah tidak sejalan dengan Sambo, karena Sambo curiga GNPF-MUI mempunyai deal-deal dengan pemerintah diluar sepengatahuan Sambo dan teman-teman seperjuangannya.
Penekanan Sambo terkait rekonsiliasi bangsa ini, berada pada penggunaan kekuatan massa untuk menekan dan melakukan revolusi terhadap pemerintahan yang ada.Intinya elemen GNPF-MUI yang tergabung dalam Presedium Alumni 212 tidak setuju ketemu presiden, karena punya agenda sendiri, terutama dalam agenda politik pada 2018 dan 2019.
Sedangkan elemen GNPF yang bertemu presiden tidak punya agenda politik. Selain itu Nasir bersama 6 orang lainnya menggunakan cara-cara berdialog untuk mencari solusi terbaik agar indonesia lebih aman dan damai demi kemajuan bangsa dan negara Indonesia.
Komentar
Posting Komentar